Laman

ASSIGNMENT says what? #wth

okay, i would like to saaaaaaaaaaaay I'M BORED !
just stop to blogging ! I CANT
okaay, continue ur Bloggin. thankss = )

*just a silly conversation The Two Of Me [ the wise one, and the cruela devil one ] lol xD*
okaay, but it's true I'M BORED NOWW. i cant online on Facebook or Twitter cuz momma watchin on me.uh-,- but i can online on Blogger cuz i say, it's about Computer's Assignment mom ! and my mom say : Okaaaaaaaaaaaay ! = ) wakakak. huhuhu. hahah. okaay, i wanna posting new entry about everythins in my blog. absolutely about My School's Assignment = ) ngeheheheh . and u know what the most subjects that give me a lot of assignments is Bahasa ! muahahah. yess. BAHASA. an Indonesia's language subject. = ) great. hahah lol and the most BAHASA's assignment is about WRITE A STORY. blahblahblah. okaay. i would like to show yaa bout my story *Silly story* lol :D ngeheheh. enjoy - _ -

Tema : Berbagi Ilmu serta Canda Tawa di kelas 7Akselerasi

Pagi itu, Mamaku akan mengantarku ke sekolah baruku, SMP N 02 Jember lebih pagi. Aku tahu alasannya mengapa demikian. Yaa, pastinya kebahagiaan menyambut sekolah baru jangan sampai dilewatkan, kan? Lebih-lebih sekolahku adalah sekolah terfavorit di Jember, belum lagi aku mengikuti program akselerasi atau percepatan.
“Diniiiii, Dinaaaaa, ayo bergegaslah ke mobil ! Kita harus sampai di sekolah barumu lebih pagi dari biasanya.”ucap Mama dengan nada berteriak dari dalam mobil yang diparkir di depan rumah.
“Iyaaaaa, Ma.” ucapku dengan diikuti gerakan mengunyah makanan yang tergesa-gesa, kemudian meletakkan piringku di tempat cucian piring. Kulihat Dina, saudara kembar yang duduk di sampingku, sepertinya akan menangis, karena dia tidak bisa makan dengan tergesa-gesa sepertiku, dan tentunya jika kita naik ke mobil dengan telat, pasti Mama akan marah.
Tidak sampai 2 menit setelahnya, akhirnya Aku dan Dina, sudah bersiap-siap menuju mobil. Tampaknya, Mama tidak marah. Diam, dan sepertinya, sedang menikmati lagu-lagu lawas yang sangat hits di masa mudanya dulu. Saat itu, aku hanya diam saja, aku tidak mungkin menyuruh Mama untuk mematikan musik dari radio tersebut. Karena bosan, akhirnya, aku memilih untuk diam.
“Ayo, Dini, Dina, kalian sudah sampai ke sekolah baru kalian”, ucap Mama sembari tersenyum.
“Oke, Ma. Nanti waktu pulangnya, aku bisa memberitahu Mama lewat SMS atau menelpon”, ucap adikku panjang lebar kemudian disusul dengan saliman tangan dan salam. Adikku tampaknya bingung, mengapa aku terdiam dan seakan aku tidak mau turun dari mobil.
“Mbaaaaaaak !” teriak Dina dengan tepukannya yang keras ke bahuku.
“Aaaaa.” teriakku secara sadar karena kaget dan juga kesakitan.
“Ayo turun, kita sudah sampai.” sahut adikku menjawab teriakanku. Setelah aku mencium tangan Mama, akhirnya kami masuk ke sekolah baru kami, SMP N 2 Jember.
Kami memasuki sekolah baru kami dengan agak canggung. Setelah diberitahu oleh Pak Zaenal, Satpam SMP N 2 Jember, bahwa kelas 7 Akselerasi berada di lantai 2, kami berdua langsung bergegas menaiki tangga dan memasuki kelas kami. Di sana, sudah ada teman-teman baru kami. Beberapa di antara mereka ada yang sudah kukenal dan sebagian lagi belum sama sekali kukenal.
Tanpa sadar, ternyata ada yang menguntitku dari tadi. Iyaa, anak perempuan itu ! Ia terlihat menyendiri di sudut kelas. Tanpa pikir panjang, aku langsung menyapanya.
“Hey.”seruku memulai pembicaraan kepada anak perempuan yang dari tadi memandangku.
“Halo
.” jawabnya agak sedikit canggung karena kita belum kenal satu sama lain.
“Perkenalkan, namaku Dini
.”
“Oh, senang bertemu denganmu, Dini, namaku Cellina.”
“Senang bertemu denganmu juga. O iya, Cellina, kalau boleh tau, kamu dulu dari SD mana, ya?”
“Dulu, aku berasal dari SDK 03 Maria Fatima, Jember. Bagaimana denganmu?” tanya Cellina.
“Oh, kalau aku dari SDN Jember Lor 03. Umm, jadi kamu adalah anak satu-satunya yang berasal dari SDK 03 Maria Fatima, ya? “ sahutku kemudian.
“Iya, kadang, aku merasa kesepian jika jauh dari teman-teman baikku sewaktu dulu di SD”, gumam Cellina dengan nada sedih.
“Waah, jangan bersedih, ya Cellina, kan sekarang kamu sudah mempunyai banyak teman baru di SMP, jadi kamu tidak perlu khawatir, kita semua di kelas ini, pasti akan menerima kamu dengan baik
,” ucapku setelahnya.

Setelah berkenalan dengan Cellina, aku berkenalan dengan anak lainnya. Tiba-tiba pandanganku tertuju ke 2 anak laki-laki. Dan kupikir, mereka sama sepertiku dan Dina. Ya, mereka kembar ! Aku pun mencoba untuk berkenalan dengan mereka.
“Hai.”sapaku membuka percakapan.
“Halo juga.”
“Namaku Dini, namamu siapa?”
“Oh, senang bertemu denganmu Dini, namaku Fikri.”
“Oh, Fikri. O iya, kamu kembar ya?” tanyaku kemudian dengan tersenyum.
“Kembar ?”
“Iya, itu buktinya! Anak laki-laki yang ada di depan kelas itu, kembaranmu, kan?”
Dan seketika, Fikri tertawa terbahak-bahak. Aku tidak mengerti maksudnya. Apa jangan-jangan dia bukan anak kembar? Muncul beribu-ribu pertanyaan yang ada di benakku untuk menjawab tawaan dari Fikri. Kemudian Fikri pun menggeleng-gelengkan kepala. Sesaat itu, aku pun bertambah bingung.
“Jadi, kamu bukan anak kembar ya?” tanyaku dengan perlahan.
“Bukan. Aku bukan anak kembar, kok.” jawabnya kemudian.
Seketika itu, serasa seluruh darah yang mengalir di tubuhku berhenti mengalir, detak jantungku serasa berhenti berdetak. Yaa itu keadaan orang malu! Aduh, mendengar jawaban Fikri, aku langsung malu sekali. Akhirnya, aku pun beralasan pergi ke perpustakaan untuk mengakhiri pembicaraan yang memalukan itu. Dan tak lupa juga memberikan sedikit simpul senyum manis dari bibir untuk menahan rasa lucu dan malu yang sudah tercampur menjadi satu.
Tidak sampai berbulan-bulan, aku sudah sangat akrab dan mengerti sifat-sifat teman-temanku dari perkenalan di awal kita bertemu. Contohnya saja, pada Hari Jum’at itu. Aku ingat betul tiba-tiba Cellina marah. Emosinya meledak-ledak dan tak terkontrol. Dan seketika juga, teman-teman yang berada di sampingnya langsung menjauh dengan rasa takut. Aku, yang merasa teman dekatnya, akhirnya, mendekati dan menanyakan alasannya marah saat ini.
“Celline !” sapaku sambil mendekatinya.
“Kenapa Din? “ tanyanya dengan nada sangat heran. Dan seketika amarahnya terkontrol seperti saat hari-hari biasa.
"Emm. Mengapa tadi kamu marah? Sepertinya emosimu tidak terkontrol. Mengapa bisa begitu? Sebelumnya maaf kalau mungkin pertanyaanku menyinggung perasaanmu.”
“Oh, itu. Hahaha. Sebenarnya, aku tidak marah pada siapapun. Mungkin ini terlihat kocak, tetapi jika aku sedang lapar maka aku sering melampiaskannya dengan emosi yang tidak terkendali. Jadi, mulai sekarang, kamu dan teman-teman yang lain, jangan heran ya, kalau aku sedang marah besar, itu tandanya, aku sedang lapar.” jelasnya panjang lebar disusul dengan tawa yang terbahak-bahak.
Sementara aku yang mendengarkan penjelasan dari Cellina, hanya bisa melongo saja dan tertawa terbahak-bahak setelahnya.
Selain mempunyai banyak kesan di awal hingga sekarang, kita juga mempunyai banyak kesan saat pembelajaran. Contoh pembelajaran yang sangat menarik adalah ketika kita melakukan dharmawisata ke Malang. Di Malang, kita mengunjungi berbagai tempat seperti,
Kebun Raya Purwodadi, Museum Brawijaya, dan Jatim Park. Selain kita dapat melakukan pembelajaran, kita tentu juga bisa bermain apabila sudah lelah. Dan juga tak hanya itu, rasa persahabatan kita tentunya akan sangat akrab dengan cara belajar yang seperti ini. Tak hanya melakukan pembelajaran di luar kelas, pembelajaran di dalam kelas pun bisa menjadi sangat mengasyikkan seperti saat pembelajaran Pak Teguh. Aku ingat betul pada waktu itu, saat Pak Teguh mengajar matematika pada semester 1. Beliau memberikan soal sebanyak 18. Hari berikutnya, Pak Teguh menyuruh anak-anak presentasi dengan nomor soal yang sudah dilotre pada saat itu. Aku yang agak bingung tentang maksud pembelajaran Pak Teguh pun angkat tangan.
“Pak.” Seruku sambil mengangkat tangan tanda ada sesuatu yang ingin ditanyakan
“Iya, ada yang ingin ditanyakan, Din?” jawab Pak Teguh
“Ya, Pak. Saya ingin menanyakan apa maksud dan manfaat dari sistem pembelajaran yang baru saja Bapak terangkan tadi? Sebab menurut saya, apakah itu akan lebih menyulitkan anak-anak, Pak? Terimakasih.”
“Ya, jadi begini. Saya memberikan 18 soal kepada anak-anak. Kemudian hari berikutnya, akan diadakan presentasi pembahasan dari satu nomor soal yang akan dilakukan oleh satu anak. Nah, tentu dari rumah masing-masing setiap anak tidak akan tau, dia akan mendapat nomor soal yang mana. Akhirnya, mau tidak mau, anak itu harus mempelajari semua soal dari nomor 1-18. Dan selain itu, pasti rasa kesetiakawanan dan persahabatan akan dapat terjalin erat.” jelas Pak Teguh panjang lebar diikuti dari anggukan kepala anak-anak tanda mulai mengerti.
Pada Hari Sabtu lalu, tepatnya pada tanggal 27 Maret 2010, kami menerima rapor kenaikan kelas. Dan, alhamdulillah kami semua naik kelas. Dan apabila dilihat dari hasil raporku, alhamdulillah, rata-rata nilaiku meningkat dari semester sebelumnya. Tetapi, aku tidak boleh lengah, aku harus terus meningkatkan prestasi belajarku, karena kompetisi atau persaingan di kelas 7CIBI semakin ketat.

okay. what do u think ? if u dont know about the language, just use the tool that is on the bottom part of my blog! ASSIGNMENT? huh

xoxo = )

No comments:

Post a Comment

Comments